SAUDARIKU MUSLIMAH.......JAUHILAH GHIBAH !!!


SAUDARIKU MUSLIMAH.......JAUHILAH GHIBAH !!!

Allah ‘azza wa jalla berfirman dalam surat Al hujurat ayat 12 :

{{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ }} 

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa, dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain, Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. ( QS. Alhujuraat : ayat 12 ).
Ibnu katsir rahimahullah berkata ketika mentafsirkan ayat ini : ( firman Allah ta’ala yang artinya : “dan janganlah kalian menggunjing satu sama lain” , di dalamnya terdapat larangan melakukan ghibah, dan bahwasanya ghibah hukumnya haram berdasarkan ijma’ ‘ulama . larangan terhadap ghibah merupakan larangan yang sangat di tekankan, dan oleh sebab itu Allah tabaaraka wa ta’ala menyerupakan ghibah dengan memakan daging orang yang sudah mati, sebagaimana Allah berfirman yang artinya : Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya, maksudnya sebagaimana kalian tidak menyukai hal ini secara tabi’at maka hendaklah kalian juga tidak menyukainya secara syar’i , dan sebenarnya akibat dari dosa ghibah itu lebih dahsyat dari hal ini, dan ini sebagai peringatan agar kita menjauhi ghibah dan berhati hati darinya . ( Tafsir Al qur’an Al ‘adzim, imam Ibnu katsir rahimahullah ) .

Dan apa itu ghibah ??? dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Apakah kalian tahu apa itu ghibah?, para sahabat menjawab : Allah dan RasulNYA lebih tahu, kemudian beliau bersabda : ghibah itu engkau menyebutkan kejelekan saudaramu ( yang dia tidak suka untuk di ketahui orang lain ), seseorang bertanya : bagaimana menurutmu wahai Rasulullah jika apa yang saya sebutkan itu ada pada diri saudaraku?, beliau berkata : jika yang engkau sebutkan itu ada pada saudaramu maka engkau telah meng-ghibah-nya, dan jika yang engkau sebutkan tidak ada padanya berarti engkau telah menfitnahnya ( HR Muslim no 2589 ) .

Saudariku muslimah..........sering kali kita tidak mampu menahan lisan kita untuk tidak berbicara tentang kejelekan orang lain, kita tidak mampu menahan lisan kita dari berucap : si fulan begini dan begitu, fulanah begini dan begitu, teman saya begini dan begitu, tetangga saya begini dan begitu....., kita tidak pernah menyadari bahwasanya diri kita ini penuh dosa, senantiasa berbuat maksiyat dan dosa, dan kita tidak pernah menyadari bahwasanya diri kita ini penuh dengan keburukan dan kekurangan . 

Saudariku muslimah............kejelekan saudara kita yang kita bicarakan, kita tidak mengetahuinya dengan pasti, kita hanya menduga duga, ya...... dugaan dan prasangka jelek yang Allah ta’ala dan rasulNYA telah melarangnya, Allah ta’ala berfirman yang artinya : 
“Wahai orang orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu merupakan dosa” ( QS . Al Hujuraat : ayat 12 ). 

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : “Jauhilah oleh kalian prasangka, karena sesungguhnya prasangka itu sedusta dusta perkataan, dan janganlah kalian saling mendiamkan, saling mencari kejelekan, saling memusuhi, dan saling membelakangi, dan jadilah kalian semua hamba hamba Allah yang bersaudara ( HR. Bukhari ).

Adapun kejelekan kita, kita mengetahuinya dengan pasti dan bukan sekedar prasangka, maka sangat mengherankan kita menyibukkan diri dengan mengoreksi kejelekan orang lain dan merasa nyaman dengan kejelekan diri sendiri. Bersabda kekasih kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya : “Beruntunglah bagi seseorang yang sibuk dengan ‘aibnya sendiri dan meninggalkan ‘aib orang lain” ( Di keluarkan oleh Al bazzar dengan sanad yang jayyid, dan di riwayatkan oleh Ahmad, Thabrani, Ibnu hibban, dan Al hakim ) .

Saudariku muslimah..........berhati hatilah dari melakukan ghibah, yaitu engkau menyebutkan kejelekan saudaramu sedangkan dia tidak suka orang lain mengetahui hal itu, janganlah engkau menjadikan kebanyakan pembicaraanmu itu tentang kejelekan orang lain, lihatlah kejelekan dan keburukanmu, perhatikan kekuranganmu, sehingga engkau tidak menjadi seperti yang di kabarkan oleh Abu hurairah radliyallahu ‘anhu : “Bahwasanya seseoarang dari kalian itu senantiasa melihat kotoran kecil di mata saudaranya, tetapi melupakan kayu besar di matanya sendiri” ( di riwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Al adab Al mufrad, hadits no 592 ).

Dan ini juga sebagaimana yang di ungkapkan dalam pepatah kita : “ Semut di seberang lautan terlihat jelas, gajah di pelupuk mata tidak terlihat “.

Buah pena: Zubdatul Mau'idloh

Komentar

Postingan Populer