Cantikmu, Untuk Siapa?




Kau aktifkan kamera ponselmu, tak lupa tripod atau tongsis yang ikut mendukungmu
Kau kondisikan wajah cantikmu
Agar semakin nampak imut menggoda
Entah kau monyongkan sedikit bibirmu, atau kau lenggak-lenggokan wajah dan badanmu
Ketika kau rasa posisimu telah tepat, kau tekan tombol shutter atau remote control di tanganmu

Dan akhirnya nampaklah wajahmu di layar kamera atau smartphonemu
Dengan berbagai pose dan dandanan serta pakaian
Baik selfie sendirian maupun wefie bersama kawan

Bila hasil memuaskan
Kau unggah foto-fotomu ke jejaring sosial
Kau ingin tampakkan, inilah aku
Namun bila hasil tak seindah impian
Kau beralih ke berbagai aplikasi edit foto instan
Agar wajahmu nampak sempurna dan rupawan

Duhai Jelita, izinkanlah aku bertanya
Cantikmu, untuk siapa??

Segera setelah paras wajahmu tiba di dunia maya
Hadirlah sekelompok laki-laki yang tak jelas asal usulnya
Membombardir postinganmu dengan likes atau loves
Tak lupa memberi komentar 4L4y tak bermutu yang membuat sakit mata orang yang memandangnya

"Cantiknyaa..."
"Seger banget"
"Geulis pisan euy"
"Masya Allah...bidadari dunia"
"Cantik"
"Kamu cantik deh"
"Boleh kenalan nggak?"
"Salam kenal ya..."

Maka kau tersenyum tersipu-sipu melihat jumlah likes yang bertambah serta komentar yang meluber, merasa bahwa inilah dunia, inilah aku dengan kecantikanku dan masa mudaku

Namun sekali lagi, izinkan aku bertanya...
Cantikmu, Untuk siapa??
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Duhai Jelita, tahukah engkau bahwa batu-batu mulia yang tak ternilai harganya
Tak dapat sembarang diambil dan diraih oleh sembarang tangan
Ia tersimpan jauh di lubuk samudra di dalam cangkang kerang yang erat menggenggamnya
Atau berlapis-lapis di bawah bebatuan di bumi terdalam
Bukan seperti batu akik yang dapat sembarang dipungut ditepi sungai kemudian diasah, bukan!

Batu mulia diraih dengan penuh perjuangan dan kerja keras
Setelah didapatkan, iapun diperlakukan dengan amat hati-hati dan teliti dengan tangan dingin ahli perhiasan ternama

Kemudian ia kan disandingkan dengan perhiasan terindah, yang disimpan dalam kotak mewah dengan perlakuan khusus
Tak sembarang orang dapat melihat atau memilikinya, hanya ia yang berani menebusnya dengan harga tinggi serta mampu merawat dan menghargainya yang berhak memiliki dan menyimpannya

Demikianlah selayaknya kau menjadi, Jelita
Kau bak batu mulia yang tak ternilai harganya
Bukan batu akik yang dapat dipungut sembarangan kemudian diasah oleh sembarang orang, sebelum akhirnya sirna ditelan peradaban

Orangtuamu mendapatkanmu dengan susah payah, mereka merawat dan mendidikmu sejak kecil dengan penuh perhatian dan kasih sayang, memberikanmu segala yang terbaik yang mereka punya, persis seperti pengrajin batu mulia yang berusaha menciptakan perhiasan yang tak ternilai harganya...

Dan ketika kau matang dan dewasa, Jelita
Tak selayaknya sembarang orang dapat menyentuh dan melihatmu begitu saja
Sejatinya, hanya ia yang berani menempuh berbagai kesulitan, yang berani maju menghadap orang tuamu dan meminta mereka untuk mengalihkan tanggung jawab mereka kepadanya, ialah yang berhak mendapatkan dirimu seutuhnya...

Bukan mereka yang hanya mondar-mandir di dunia maya
Tanpa kesibukan dan pekerjaan yang jelas
Yang hanya mencari "darah segar" serta kecantikan kaum hawa
Yang mengumbar pandangan matanya demi syahwat semata
Sekali-kali bukan!

Tahukah kau, Jelita
Bahwa potret dirimu yang anggun memesona
Biasa disalahgunakan oleh para lelaki durjana
Entah disimpan sebagai bahan koleksi potret wanita cantik di perangkat mereka
Atau bahkan disalahgunakan sebagai bahan khayalan liar mereka

Duhai Jelita...
Sungguh Islam telah memuliakanmu sebagai wanita
Mengangkat martabatmu dan menghargaimu seutuhnya
Islam tak rela kau jadi bulan-bulanan serigala berbulu domba
Islam menginginkan kau menjadi batu mulia yang tak ternilai harganya

Oleh karena itu Islam mensyariatkan hijab
Agar kecantikanmu terjaga dari mata jalang mereka
Agar kau terjaga dari niat busuk orang-orang yang memiliki penyakit di hatinya
Agar kau selalu suci dan terjaga, hingga datang seseorang yang berani menebusmu dengan harga yang amat mahal: menjagamu, menafkahimu, mencintaimu, menghargaimu, serta bertanggung jawab atasmu hingga akhir hayatmu

Duhai Jelita...
Cukuplah sudah kau nampakkan kecantikanmu di sosial media
Biarkan kecantikanmu menjadi misteri, hanya diketahui oleh keluarga terdekatmu yang memang tulus mencintaimu
Jangan biarkan kau menjadi santapan mereka yang kurang ajar, kau terlalu mulia untuk dilihat oleh mereka, Jelita! Apalagi disentuh dan diajak bicara oleh mereka!!

Jelita
Dunia ini fana
Segala sesuatu di dunia kan hilang dan sirna
Demikian pula dengan kecantikan dan keindahan fisikmu
Semua tak lain hanyalah titipan dari Allah semata
Kelak perlahan kecantikanmu kan digerogoti penuaan seiring bertambahnya usia
Maka jangan sampai kau korbankan nikmat keindahan fisik ini hanya untuk para serigala yang tak mengenal setia
Mereka hanya ingin menghisap madumu kemudian meninggalkanmu layu
Manakah yang kau inginkan, Jelita?
Masa tua yang tenang dan indah dikelilingi anak cucu yang menyayangi dan menghormatimu
Atau masa tua yang sepi nan hampa, disia-siakan tanpa ada orang yang merasa iba
Pilihlah jalanmu, Jelita...
Jalan yang penuh keridhaan Allah Ta'ala
Atau penuh kemurkaanNya

Maka untuk terakhir kalinya, izinkanlah aku bertanya, Jelita, ketika engkau masih saja mengunggah potret dirimu ke dunia maya yang luas tak bertepi...
Cantikmu, untuk siapa?
Semoga Allah Ta'ala membukakan hatimu untuk menerima kebenaran, Jelita...
•••••••••••••••••••••••••••••••
@muslimahmuda

facebook.com/muslimahmuda
Twitter | Instagram @muslimahmuda
muslimahmuda.tumblr.com


Tag: Selfie, muhasabah, renungan, muslimah, nasihat, hukum foto

Komentar

Postingan Populer