Biografi Ringkas Ahli Hadits Masa Kini: Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani -rahimahullah-



Bismillah

    Kawan Muslimah, bagaimana kabar Kalian semua? Semoga selalu dalam lindungan Allah Ta'ala.
Kawan, seringkali jika kita membaca suatu hadits, kita sering kali menemukan keterangan "Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani" atau "Hadits ini didha'ifkan oleh Al-Albani" dan lain sebagainya. Siapakah Syaikh Al-Albani? Mari berkenalan lebih dekat dengan beliau dan ulama-ulama sunnah lainnya dengan izin Allah di serial #ulamasunnah

    Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani adalah salah satu ulama ahli hadits masa kini. Beliau lahir di kota Ashkodera, ibukota lama Albania pada tahun 1332 H (1911 M). Ayah beliau bernama al-Haj Nuh Najjati al-Albani adalah seorang lulusan sekolah syariah di Istanbul dan menjadi tokoh ulama di Albania.

    Ketika Albania dikuasai oleh pemerintahan yang berideologi atheis, keluarga Syaikh Albani hijrah ke Damaskus, Suriah. Syaikh Albani berhasil menyelesaikan pendidikan dasar beliau di Damaskus, kemudian beliau mempelajari Al-Qur'an, ilmu tajwid, bahasa Arab, fikih madzhab Hanafi dan berbagai cabang ilmu lain kepada para ulama dan kawan-kawan ayah beliau.

    Syaikh Albani juga mempelajari ketrampilan membuat jam dan mereparasi jam. Bahkan beliau kemudian dikenal ahli dalam bidang ini dan dijadikan sebagai ladang untuk menafkahi keluarga beliau. Syaikh Albani menjadi seorang yang ahli di bidang ilmu hadits sejak beliau berusia 20 tahun setelah terpengaruh oleh sebuah artikel di Majalah Al-Manar.

    Karya beliau dalam bisang ilmu hadits dimulai ketika beliau membuat catatan terhadap karya al-Hafidz al-Iraqi dan beliau memberinya judul "al-Mughni 'an Hamlil Asfar fi Takhrij ma fil Ihya minal Akhbar".

    Syaikh Albani terus melakukan penelitian terhadap ilmu hadits dan cabang-cabangnya meskipun beliau tidak mendapat dukungan dari ayah beliau. Lebih jauh bahkan beliau tidak lagi mendapatkan kitab-kitab yang beliau perlukan di perpustakaan ayahnya yang mayoritas koleksinya adalah kitab-kitab Fiqh madzhab Hanafi. Sejak saat itu beliau berusaha mencari kitab-kitab yang dibutuhkan beliau di perpustakaan besar di kota Damaskus, al-Maktabah adh-Dhaahiriyah dan kadang-kadang beliau harus membeli di penjual kitab.

    Syaikh Albani sangat tertarik dengan ilmu hadits. Akibatnya beliau sering menutup toko reparasi jam beliau dan tinggal di perpustakaan dalam waktu lama hingga dua belas jam. Beliau berhenti dari aktivitasnya itu hanya untuk shalat, bahkan untuk makan pun beliau tinggalkan dan sebagai gantinya beliau hanya mengonsusmsi dua potong makanan ringan.

    Akhirnya pihak perpustakaan memberi ruang tersendiri pada Syaikh Albani beserta kuncinya sehingga beliau dapat memasukinya sebelum jam buka perpustakaan. Terkadang beliau memulai aktivitasnya pagi-pagi sekali dan baru berakhir setelah shalat Isya. Selama masa ini beliau telah menghasilkan sejumlah karya, beberapa diantaranya siap untuk diterbitkan.

    Syaikh Albani banyak menghadapi tantangan dalam usahanya menyebarkan dakwah kepada Tauhid dan Sunnah, namun itu semua beliau hadapi dengan penuh kesabaran. Beberapa ulama Damaskus memberikan dorongan kepada beliau agar tetap meneruskan usahanya, diantaranya adalah Syaikh Bahjatul Baijar, Syaikh Abdul Fattah dan Syaikh Taufiq Al-Barzah -rahimahumullah-

    Setelah beberapa lama, Syaikh Albani mulai memberikan kajian rutin dua kali sepekan yang dihadiri oleh sejumlah pelajar dan dosen. Beliau ajarkan kitab-kitab Aqidah, Fiqh, Ushul Fiqh dan Hadits. Beliau juga mulai mengorganisasi sebuah perjalanan dakwah ke beberapa kota di Suriah dan Yordania.

    Setelah sejumlah kitab karya Syaikh Albani dicetak, beliau kemudian diangkat untuk menjadi pengajar hadits di Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia, untuk waktu tiga tahun dari tahun 1381 sampai 1383 H. Beliau juga diangkat menjadi dewan pengurus universitas.

    Setelah itu Syaikh Albani kembali menekuni aktivitas lama beliau di al-Maktabah adh-Dhaahiriyyah dan menyerahkan toko beliau kepada saudara laki-laki beliau. Beliau banyak melakukan perjalanan ke luar negeri untuk dakwah, diantaranya Qatar, Mesir, Kuwait, Uni Emirat Arab, Spanyol dan Inggris. Beliau beberapa kali dipaksa melakukan migrasi, diantaranya dari Suriah ke Yordania, kemudian dari Suriah ke Beirut (Lebanon), ke Emirat Arab dan kembali ke Amman (Yordania). Karya beliau di bidang ilmu hadits mencapai lebih dari 100 buah.

    Syaikh Albani memiliki sejumlah murid, diantaranya Syaikh Hamdi Abdul Majid, Syaikh Muhammad 'Id Abbasi, Dr. Sulaiman al-Asyqar, Syaikh Muhammad Ibrahim Syaqrah, Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i, Syaikh Ali Khusyan, Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Syaikh Abdurrahman Abdus Shamad, Syaikh Ali Hasan al-Halabi dan Syaikh Salim bin 'Id al-Hilali.

    Syaikh Albani meninggal pada hari Sabtu, 22 Jumada Tsaniyah 1420 H (2 Oktober 1999 M) dalam usia 87 tahun. Semoga Allah merahmati beliau.

@muslimahmuda
Referensi: "Untaian Indah Biografi Ulama Ahlus Sunnah" dirangkum oleh Abu Abdillah Allercon dkk, edisi terjemah terbitan Penerbit At-Tuqa Yogyakarta.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Dengan izin Allah, admin @muslimahmuda bakal menyampaikan beberapa kisah teladan Syaikh Albani, stay tune ya Kawan...

Incoming search terms:
Syaikh albani, ulama sunnah, biografi syaikh albani, imam albani, ahli hadits, ulama modern, ilmu hadits, biografi ulama

Komentar

Postingan Populer