Untuk Para Penuntut Ilmu: Tentang Artis, Film, Novel Fiktif dan Komik

Bismillah

Saya yakin seyakin-yakinnya, bagi sebagian orang, bahasan ini bosenin banget.
Tapi sebenarnya...bahasan ini selalu aktual dan ga bakal pernah basi.



   Saya yakin, mereka yang kagum dengan artis or penyanyi or entertainer or bintang or whatever they call it, mereka bakal berdalih "Gw cuma sekadar suka kok"

   And those who always -or maybe often- spend their past time watching movies, anime or reading novel and comics, they'll say "Cuma hobi aja, woles bro", "Gw nonton anime atau baca manga for pleasure aja, gw juga sadar kok kalo disitu banyak hal-hal yang ga sesuai syariat" or "Cuma buat bunuh waktu aja coy, lo kata usah gitu banget"

   Oke, dengan segala hormat buat mereka-mereka, saya menulis ini dengan harapan kebaikan, demi generasi Islam yang lebih baik...

   Honestly, saya dahulu sewaktu masih muda dan labil juga pernah terjatuh kedalam jurang yang sama...dan saya berharap dengan tulisan ini saya dapat menebus kesalahan yang saya lakukan dahulu dan menjadi wasilah hidayah bagi generasi muda Islam -biidznillah-.

    Dear friends, masalah klasik (well, at least bagi saya yang hidup di lingkungan pondok, ini adalah masalah klasik, karena pondok saya selalu tegas melarangnya) mengenai hukum ngefans dengan artis, nonton film, baca komik atau novel fiktif bukan sembarang masalah. Bukan masalah ringan, bukan masalah gampang, bahkan adalah masalah yang BESAR. Kenapa BESAR? KARENA BERKAITAN DENGAN AQIDAH AL WALA WAL BARA.

    Buat yang belum tahu... "Apa sih aqidah al wala wal bara itu?", secara ringkas: bagian dari aqidah atau keyakinan dalam Islam yaitu: loyal (cinta dan setia) terhadap orang-orang yang beriman serta berlepas diri dari orang-orang kafir. Jadi...kita harus punya rasa cinta terhadap orang yang beriman karena keimanannya kepada Allah dan membenci orang kafir karena kekafirannya.

"Terus kalo lo benci orang kafir, mereka boleh di bom gitu?"

    Nope, kita tetap berbuat baik kepada orang kafir (kecuali kalau mereka yang dzalim nyakitin kita duluan, misal: memerangi kita), dan masalah muamalah atau pergaulan dengan orang kafir ini udah dibahas rinci oleh para ulama dan bukan tempatnya buat bahas disini.

    Sebagaimana yang kita ketahui...kebanyakan film atau kartun animasi dibuat oleh orang-orang kafir, dan pemainnya (para artis) juga mayoritas adalah orang kafir ataupun fasiq. Banyak syubhat (pemikiran menyimpang) dan syahwat (you know lah what it means in indonesian) yang dipropagandakan secara halus dalam film-film dan kartun tersebut. Begitu juga dengan novel atau komik.

    Ketika kita menonton/membaca film/novel/komik, kemudian kita hanyut dalam jalan cerita, mengagumi tokoh yang ada di dalamnya, belum lagi apabila film tersebut diiringi oleh musik yang sesuai, rasanya jiwa semakin hanyut hingga seakan kita masuk kedalam jalan cerita...akhirnya kita tak sadar bahwa kita mulai menaruh hati terhadap film/novel/komik tersebut. Dan dari sinilah mulai terkikis aqidah al-wala wal bara'.

"Eh, si ______ (fill with ur favourite movie/book character here) keren banget yah, udah cakep, pinter etc"
"Jalan cerita _______ (insert ur favourite movie or book title here) ga biasa banget, gw kira bakal bla bla bla, eh...ternyataa..."
"Sutradara/Penulis _______ (fill with ur movie director or book writer here) pinter banget bikin twist nya, cara berpikirnya out of the box banget"

     Akhirnya...
    Aqidah al wala wal bara terkikis perlahan, kita terbiasa dan tidak terusik ketika melihat ritual ibadah orang kafir, kita merasa biasa saja saat menyaksikan wanita-wanita dengan rok diatas lutut atau perut terbuka, kita tidak merasa risih saat melihat adegan intim seperti berciuman bahkan adegan yang lebih parah, kita tidak merasa malu saat menyaksikan perempuan bercampur baur dengan laki-laki dan bergaul dengan bebas dan lain sebagainya...

    Secara tidak sadar...aqidah kita terkikis perlahan, pola berpikir kita berubah perlahan...semuanya terjadi secara tidak kita sadari hanya karena tontonan dan bacaan...

    Banyak yang tergila-gila dengan tokoh film/novel/komik, menyimpan potret mereka di gadget, mengetahui serba-serbi yang berkaitan dengan mereka, mencari kabar terbaru tentang mereka, bahkan kalau yang sudah mencapai level ekstrem bisa menamai nama diri mereka dengan nama-nama tokoh/artis yang berbau-bau Barat/Asia Timur, mengkhayal berteman/berpacaran dengan idola mereka, bahkan ada yang rela jauh-jauh ke luar negeri hanya untuk menonton konser atau berfoto dengan [foto] artis/tokoh idola mereka (ini benar-benar kejadian nyata, karena kawan-kawan SD saya lebih dari satu yang menghamburkan uang mereka pergi ke luar negeri demi idola mereka).

Jadi...
Manakah aqidah al wala wal bara?
Yang tak kan sempurna keimanan seorang muslim tanpanya?

    Film disadari atau tidak, baik yang berlabel 'Islami' maupun sekuler abis, didalamnya banyak pelanggaran syariat: bercampur baur laki-laki dan perempuan, tampilnya perempuan dengan membuka aurat atau (walaupun menutup aurat) dengan berhias, musik latar yang hadir di sepanjang film dan lain-lain.

    Dan novel beserta komik juga tak jauh berbeda, betapa banyak pemikiran menyimpang yang dimasukkan secara halus lewat bahan bacaan, belum lagi komik yang menampilkan gambar makhluk bernyawa (dan terkadang seronok), padahal malaikat rahmat enggan masuk ke rumah yang ada gambar makhluk bernyawa, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kita untuk menghapuskan gambar makhluk bernyawa, memotong bagian kepala atau menghinakannya.

"Woles kali bro, gw nonton ama baca juga cuma buat seneng-seneng aja, gak gw masukin hati"

Oke guys, saya nggak bakal banyak omong soal ini, tapi silahkan simak hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.

“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, jilid 10, hal 8, no. 9772 dan Hadits ini telah dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 946)

    Alangkah sia-sianya jika waktu muda kita, puncak kehidupan kita, hanya kita habiskan untuk mengejar hal yang sia-sia...yang tak bermanfaat baik di dunia maupun akhirat...

    Kelak kita kan dimintai pertanggungjawaban akan waktu dan masa muda kita...

    Kelak kan datang masa dimana kita berangan angan agar dapat embali hidup di dunia, agar bisa beramal shalih...

    Sungguh merupakan hal yang menyedihkan, banyak penuntut ilmu yang telah paham agama Islam yang benar, yang menuntut ilmu di institusi pendidikan Islam banyak yang menyia-nyiakan waktunya dan melalaikan masa mudanya demi hal ini...

"Lo sendiri emang udah sempurna? Banyak omong lo!"

    Saya tak pernah menyatakan bahwa saya sempurn atau menyatakan bahwa saya 100% menghabiskan waktu dan masa muda untuk hal-hal yang bermanfaat, justru saya sendiri dahulu pernah terjatuh ke lubang yang sama, dan hingga kini masih berjuang sekuat tenaga untuk menjauhi hal-hal tersebut. Perjuangan ini tak kan berakhir hingga kaki ini dapat melangkah memasuki surga Allah (semoga Allah Ta'ala mengaruniakan kita surgaNya Allahumma amiin).

Ya, saya sama seperti Anda, Kawan...

Saya juga masih berjuang, terengah-engah, bagaikan mendaki gunung yang menjulang tinggi...

Terkadang banyak godaan yang hadir, baik sengaja maupun tidak...

     Saya menulis risalah ini BUKAN karena saya SEMPURNA, namun saya ingin berjuang bersama kawan-kawan semua untuk bangkit dari keterpurukan, untuk bisa melawan hawa nafsu, untuk dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, KARENA DUNIA INI TIDAKLAH ABADI, KARENA MASA MUDA INI HANYALAH SEKEJAP MATA, KARENA KEMATIAN SELALU MENGINTAI KITA DIMANAPUN KITA BERADA...

Salah satu obat yang "manjur" ketika kita ingin kembali menonton/membaca film/novel/komik adalah:

Ibnu Katsir Asy Syafi’i Rohimahullah ketika Beliau menafsirkan ayat Allah ‘Azza wa Jalla :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS : Ali ‘Imron [3] :102).

Beliau mengatakan,

أَنَّهُ مَنْ عَاشَ عَلَى شَيْءٍ مَاتَ عَلَيْهِ، وَمَنْ مَاتَ عَلَى شَيْءٍ بُعِثَ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya barangsiapa menyibukkan diri/hidup bersama sesuatu, ia akan diwafatkan dalam melakukan hal tersebut. Barangsiapa diwafatkan pada sesuatu, ia akan dibangkitkan atasnya”

Dan,
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.

    Maka Kawan, jikalau Engkau berharap meraih husnul khotimah, engkau berharap dapat dikumpulkan di akhirat kelak bersama para nabi, ash-shiddiqiin, syuhada dan shalihin, marilah kita bersama-sama, sambil berangkulan tangan, kita jauhi sedikit demi sedikit kebiasaan atau hobi tersebut...

Insya Allah hal tersebut kan menjadikan hati semakin tenang serta iman semakin menghujam kedalam dada.

    Carilah hiburan yang halal dan diperkenankan oleh syariat, karena Islam tak pernah melarang muslimin untuk bersenang-senang, namun Islam membimbing muslimin untuk mencari hiburan yang baik, semua demi kebaikan kita sendiri...

Akhirul kalam, demikianlah yang dapat saya sampaikan...
Tentunya saya pribadi juga penuh dosa dan kekurangan...

    Jikalau amar ma'ruf nahi munkar hanya untuk mereka yang sempurna tanpa cela, niscaya tak kan ada yang berdakwah kecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
Saya mohon maaf apabila ada kata yang tak berkenan, tak ada maksud menyindir atau menyinggung pihak manapun, tak ada yang saya harapkan kecuali kebaikan...
Apabila ada kebenaran dalam risalah ini, semuanya dari Allah Ta'ala, dan apabila ada kesalahan semua berasal dari diri saya yang lemah dan syaithan


و صلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه و سلم تسليما كثيرا
sumber nash hadits: yufid.com
-----------------------------------------------------------------------
Bagi para ustadzaat dan akhwaat, mohon kritik dan sarannya
Jazaakunnallah khairan katsiran heart emoticon
-----------------------------------------------------------------------
artikel @muslimahmuda
nextgenerationmuslimah.blogspot.com
-----------------------------------------------------------------------



    Penulis adalah salah satu anggota redaksi Muslimah Muda, alumni salah satu pondok pesantren bermanhaj salaf di Indonesia, saat ini sedang menuntut ilmu di salah satu intitusi pendidikan Islam di ibu kota.

     Kritik dan saran untuk penulis dapat disampaikan melalui alamat surel Redaksi Muslimah Muda: redaksi(dot)muslimahmuda(at)gmail(dot)com

incoming search terms
kisah santri, hidup di pondok, cerita santri, hukum nonton film, hukum komik, hukum novel, nasihat, bacaan ringan, santri,, pondok pesantren, manhaj salaf, ittiba, bahaya film, hukum musik, bahaya komik, manga, anime, hentai, bahaya musik, semua suka musik, film, novel, 

    Komentar

    1. Assalamualaikum ukhti, saya senang bisa membaca artikel ini,,saya baru belajar islam padahal saya sudah islam sejak lahir.saya berfikir ,betapa sia-sianya waktu yang saya buang dengan membaca komik remaja cabul gak karuan,, semoga Allah Subhana wa ta'ala membimbing saya agar bisa menghilangkan kebiasaan buruk itu,,,amiin,,

      BalasHapus

    Posting Komentar

    Postingan Populer